Bukannya tidak tahu dengan tatapan sebagian anak anak yang merasa enggan untuk sholat setelah melihat apresiasi seni,. Bahkan mungkin jika dibahasakan "acara bebas di luar saja masih juga harus sholat....!!", karena mayoritas siswa dari sekolah lain "lewat sajaaa..." dengan kewajiban yang satu ini. Tapi yang membuat hati rasa bersyukur adalah salah satu anakku mengumandangkan adzan dan iqomah di mesjid tersebut. Dan yang membuat hati terharu ternyata anak anakku dengan tahu sopan santun, mayoritas mengikuti sholat berjamaah dzuhur dengan tertibnya bahkan sampai dzikir dan do'anya pun cukup hidmat. Kontras dengan kebiasaan di sekolah, bisa tertib jika suaraku sedikit harus ditinggikan volumeny. Walaupun agak sedikit "kecolongan" ada sebagian anak perempuan yang sudah wudu dan naik ke balkon tapi tidak sholat (kayaknya masalah yang "kecolongan" ini harus "dibahas" ditindaklanjuti di sekolah.)
Yang menggelikan saat anak-anak selesai sholat sambil melewati jalanan yang dipenuhi juga oleh siswa sekolah lain, mereka ada yang nyeletuk iseng berkomentar dengan ilmu yang dangkal ke beberapa orang anak anakku: "masih Usum sholat???".(untungnya anakku ada yang bisa menjawab dengan "cerdas" pula.)
Miris hati mendengar pengaduan anak tentang komentar tersebut. Miris karena ternyata hal itu seolah mewakili hasil proses pendidikan yang ditanamkan oleh keluarga, sekolah dan lingkungan. Belum tertanam karakter keimanan yang benar, atau minimal, kalau pun tidak sholat ada rasa menghormati atas kebaikan yang dilakukan orang lain yang belum bisa dia tunaikan. Sedangkan keimanan adalah dasar dari seluruh pembangunan karakter manusia dalam dirinya.
SYUKURKU PADA 4JJ I DAN PENGHARGAAN TERBAIK UNTUK ANAK ANAKKU YANG DENGAN IKHLAS ATAUPUN TERPAKSA TELAH MELAKSANAKAN SHOLAT di mesjid PGSD tadi siang.
Itu adalah sebuah ilmu terapan yang ingin Kami tanamkan bahwa selama hidup dimanapun kita berada dalam keadaan apapun,penghambaan diri kepadaNya, menunaikan kewajiban (dan kesyukuran) melalui ibadah sholat terutamanya, adalah hal yang sepatutnya kita tunaikan.. karena itu yang membedakan kita dengan orang yang mati hatinya....... wallahu'alam.
Kamis 24 Nopember 2011
Yang menggelikan saat anak-anak selesai sholat sambil melewati jalanan yang dipenuhi juga oleh siswa sekolah lain, mereka ada yang nyeletuk iseng berkomentar dengan ilmu yang dangkal ke beberapa orang anak anakku: "masih Usum sholat???".(untungnya anakku ada yang bisa menjawab dengan "cerdas" pula.)
Miris hati mendengar pengaduan anak tentang komentar tersebut. Miris karena ternyata hal itu seolah mewakili hasil proses pendidikan yang ditanamkan oleh keluarga, sekolah dan lingkungan. Belum tertanam karakter keimanan yang benar, atau minimal, kalau pun tidak sholat ada rasa menghormati atas kebaikan yang dilakukan orang lain yang belum bisa dia tunaikan. Sedangkan keimanan adalah dasar dari seluruh pembangunan karakter manusia dalam dirinya.
SYUKURKU PADA 4JJ I DAN PENGHARGAAN TERBAIK UNTUK ANAK ANAKKU YANG DENGAN IKHLAS ATAUPUN TERPAKSA TELAH MELAKSANAKAN SHOLAT di mesjid PGSD tadi siang.
Itu adalah sebuah ilmu terapan yang ingin Kami tanamkan bahwa selama hidup dimanapun kita berada dalam keadaan apapun,penghambaan diri kepadaNya, menunaikan kewajiban (dan kesyukuran) melalui ibadah sholat terutamanya, adalah hal yang sepatutnya kita tunaikan.. karena itu yang membedakan kita dengan orang yang mati hatinya....... wallahu'alam.
Kamis 24 Nopember 2011
Tidak ada komentar:
Posting Komentar